Cari Blog Ini

Sabtu, 06 Oktober 2012

NU Tak Pernah Lepas dari Sejarah Perjuangan Kemerdekaan

Oleh: Amirul Khair. Sejarah perjuangan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan jalan panjang yang menjadi catatan penting dalam lintas sejarah dunia. Sekira 3,5 abad Indonesia dijajah kolonial dan dalam rentang waktu tersebut, bangsa Indonesia sudah mengalami pergantian generasi panjang serta kerugian luar biasa.
Bisa dibayangkan. Dengan tempo waktu 67 tahun Indonesia merdeka sejak 1945 lalu dengan diproklamirkannya kemerdekaan oleh Bapak Bangsa negeri ini Soekarno – Hatta, sampai saat ini pembangunan sudah termasuk maju.

Tak terbayangkan pula bagaimana indahnya negeri Bambu Runcing ini bila sejak 3,5 abad lalu sudah merdeka. Pasti akan melebihi negeri-negeri lain yang sudah maju di dunia.

Tak Pernah Lepas

Sejarah perjuangan kemerdekaan di tanah air melibatkan berbagai elemen bangsa Indonesia. Salah satunya adalah organisasi kemasyarakatan (Ormas) Islam bernama "Nahdlatul Ulama" yang didirikan KH Hasyim Asyari ayah dari KH Abdurrahma Wahid yang akrab disapa Gus Dur.

"NU tak pernah lepas dari sejarah perjuangan kemerdekaan RI. NU menjadi salah satu ‘bidan’ yang melahirkan kemerdekaan Indonesia" papar Ketua Pengurus Cabang NU Serdangbedagai (Sergai) H Agus Tripriyono SE MSi Ak pada refleksi Syukuran Hari Ulang Tahun (HUT) ke-67 RI dirangkai buka puasa bersama tepat 17 Agustus 2012 lalu di Panti Amerta, Kebun Adolina, Perbaungan.

Di hadapan Kiai NU yang hadir seperti, KH Sudarman Thalib, KH Asrun Nasution, KH Asmuni dan lainnya, Agus memaparkan bahwa peran NU dalam perjuangan kemerdekaan tersebut tidak akan pernah terbantah oleh sejarah. NU sebagai salah satu ormas Islam terbesar di Indonesia telah mempersembahkan torehan tinta emas bagi negeri ini sehingga bersama dengan elemen anak negeri lainnya berhasil meraih kemerdekaan.

Peran besar NU dalam perjuangan kemerdekaan menjadi ‘cemeti; bagi warga Nahdliyin saat ini untuk melanjutkan perjuangan dalam konteks kekinian. Bila dimasa perjuangan merebut kemerdekaan dari tangan penjajah NU memerankan diri menjadi pelaku sejarah langsung melawan dengan fisik dan pemikiran, dalam konteks kekinian, NU juga tetap berperan dalam membangun bangsa ini guna mewujudkan kehidupan berbangsa dan membangun peradaban beradab.

Di Tanah Bertuah Negeri Beradat, NU mengambil peran menjadi mitra pemerintah dalam memacu laju pembangunan dengan menjadi ‘mata’ dan ‘telinga’ pemerintah. Lewat mata dan telinga warga Nahdliyin, peran sebagai mediator bagi rakyat di Sergai akan menjadi tugas utama dan penting agar pembangunan terarah berbasis kebutuhan mendasar rakyat.

Seirama dengan Ketua PCNU Agus Tripriyono, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sergai) KH Lukman Yahya menimpali, peran NU dalam perjuangan kemerdekaan RI tidak bisa dipungkiri. Banyak darah dan nyawa ulama NU yang menjadi syuhada selama perjuangan kemerdekaan.

Termasuk Pendiri NU itu sendiri KH Hasyim Asyari yang meninggal dunia saat dirinya sedang memangku amanah menjalankan tugas membangun Indonesia dari kondisi keterpurukkan pasca dijajah kolonial sekira 3,5 abad.

"Memang fakta sejarah tidak bisa dipungkiri. Banyak darah NU yang mengalir untuk merebut kemerdekaan negeri ini," ujarnya.

Apresiasi

Mustasyar NU Sergai HT Erry Nuradi yang juga Bupati Sergai memberikan apresiasi khusus kepada NU. Pasalnya, sejarah keberadaan NU tidak pernah berseberangan dengan pemerintah dan sangat mendukung program pemerintah termasuk PCNU Sergai.

Kiprah warga NU dalam membangun negeri ini tidak bisa dibelakangkan. Eksistensinya termasuk di Sergai menjadi sebuah kekuatan yang sangat membantu pemerintah. Sinergitas dan perannya ikut mewujudkan misi pembangunan guna menjadikan Sergai sebagai salah satu kabupaten terbaik di Indonesia.

"Saya selaku Kepala Pemerintahan di Sergai, sangat membutuhkan dukungan warga NU untuk bersama membangun kabupaten ini ke arah lebih baik dimasa mendatang," tandasnya didampingi Wakil Bupati H Soekirman.

Begitu indah dikenang sejarah masa silam terlebih bila dalam sejarah tersebut ada sumbangsih positif yang kita goreskan dan tercatat dalam sejarah.

Namun dalam konteks kekinian, terkhusus NU Sergai, sejarah masa silam justeru jangan membuat warga Nahdliyin lupa dengan tugas dan tanggung jawab kekinian yang tidak kalah beratnya.

Tidak baik melupakan sejarah masa lalu, namun tidak bijaksana mengabaikan tugas dan tanggung jawab membangun negeri ini pada masa depan. Semoga NU terus berperan aktif dan positif dalam pembangunan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar