Cari Blog Ini

Selasa, 31 Juli 2012

Memilih Makanan yang Tepat Agar Puasa Lancar

KOMPAS.com - Saat berpuasa, secara otomatis tubuh akan mengatur ulang kebutuhan akan asupan makanan. Tubuh akan mengambil sumber energi yang terdapat dalam cadangan energi tubuh yakni glikogen. Menurut Peter C. Kurniali dan Nugroho Abikusno, MD, Ph.D, dalam bukunya yang berjudul Healthy Food for Healthy People, pada dasarnya tak ada pantangan makanan agar kuat berpuasa.Namun yang paling penting adalah pengaturan makanan dengan sehat dan seimbang. Berikut beberapa tip untuk memilih makanan yang tepat selama puasa.

1. Pilih makanan berkalori
Agar kuat berpuasa, saat sahur sebaiknya pilih makanan yang mengandung kalori, vitamin, dan mineral seperti roti selai kacang, susu low fat, atau roti keju. Dengan mengonsumsi makanan ini, Anda bisa memperoleh zat gizi dengan kandungan kalori yang tinggi. Akibatnya, setelah glikogen diserap jaringan otot, zat makanan ini bisa memberikan sisa energi yang diperlukan tubuh terutama tiga jam menjelang berbuka puasa.
Sedangkan saat berbuka puasa, sebaiknya berbukalah denga makanan yang manis terlebih dulu. Ini berfungsi untuk menyeimbangkan kadar gula dalam darah dan juga memulihkan energi. Setelah itu santaplah makanan lengkap, satu jam setelah berbuka.

2. Jangan makan terlalu kenyang saat berbuka
Setelah berpuasa, pencernaan butuh 'pemanasan' sebelum mencerna makanan yang terlalu berat dan banyak. Bila terlalu banyak makan saat berbuka, otomatis pencernaan akan kaget dan terlambat mencerna. Ini akan mengakibatkan perut menjadi kembung.

3. Hindari makanan yang menyebabkan iritasi
Saat berpuasa, pencernaan akan menjadi sedikit lemah dan mudah mengalami iritasi saluran pencernaan. Usahakan untuk menghindari atau mengurangi santapan makanan pedas, berlemak, dan makanan kalengan.

4. Perbanyak minum air putih
Air putih bisa membantu proses detoksifikasi saat puasa. Selain itu, minum air putih akan membantu melindungi tubuh dari dehidrasi. Menurut Peter dan Nugroho, idealnya cairan yang harus dikonsumsi saat sahur adalah 3-4 gelas dan 3-4 gelas saat berbuka.

5. Batasi konsumsi makanan tak sehat
Saat puasa, sebaiknya batasi konsumsi gula, gorengan, dan juga makanan bersantan. Jenis makanan ini akan membuat orang lebih cepat kenyang namun kebutuhan gizi yang masuk belum cukup untuk memulihkan energi yang hilang setelah puasa.

Sumber : Healthy Food for Healthy People, Peter C. Kurniali dan Nugroho Abikusno, MD, PhD.

Sabtu, 21 Juli 2012

Kurangnya Aktivitas Fisik Bunuh 5 Juta Jiwa Pertahun

Paris (AFP/ANTARA) – Sepertiga orang dewasa di dunia tidak aktif melakukan aktivitas fisik, dan gaya hidup bermalasan rupanya telah membunuh sekitar lima juta orang setiap tahunnya, seperti diungkapkan para ahli dalam jurnal medis The Lancet pada Rabu.

"Sekitar tiga dari 10 orang berusia 15 tahun atau lebih, yaitu sekitar 1,5 miliar orang, tidak memenuhi rekomendasi-rekomendasi aktivitas fisik," kata mereka dalam sebuah laporan yang menggambarkan masalah itu sebagai sebuah "pandemik."

Jumlah tersebut untuk para remaja bahkan lebih mengkhawatirkan, di mana empat dari lima remaja berusia 13 hingga 15 tahun rupanya tidak cukup bergerak atau melakukan aktivitas, kata laporan tersebut.

Aktivitas fisik yang digambarkan dalam penelitian tersebut tidak memenuhi standar aktivitas latihan fisik selama 30 menit sebanyak lima kali dalam sepekan, 20 menit aktivitas berat sebanyak tiga kali dalam sepekan, atau kombinasi latihan fisik dari keduanya.

Ketidakaktifan meningkat seiring dengan bertambahnya usia, namun ketidak aktifan pada wanita lebih tinggi dibandingkan pada pria, dan hal itu umumnya terjadi di negara-negara berpendapatan tinggi, seperti yang diungkapkan para peneliti.

Studi kedua, membandingkan tingkat aktivitas fisik dengan statistik penduduk yang menderita beberapa penyakit seperti diabetes, masalah jantung, dan kanker. Ditemukan bahwa kurangnya olahraga menyebabkan lebih dari 5,3 juta dari 57 juta kematian di seluruh dunia pada tahun 2008.

Penelitian itu menunjukkan bahwa ketidakaktifan adalah faktor yang berisiko, sebanding dengan merokok dan obesitas.

Kurangnya latihan menyebabkan sekitar enam persen kasus penyakit jantung koroner, tujuh persen diabetes tipe 2 (penyakit yang paling umum), dan 10 persen kanker payudara serta kanker usus besar, ujar penelitian tersebut.

Mengurangi ketidakaktifan sebesar 10 persen dapat mengurangi lebih dari setengah juta kematian setiap tahunnya, menurut laporan tersebut. (ai/ml)

Minggu, 08 Juli 2012

10 Kebiasaan Sepele yang Bisa Menyebabkan Otak Rusak

Otak adalah organ tubuh yang paling vital dan penting bagi kelangsungan hidup manusia. Jika manusia diibaratkan sebuah komputer, otak adalah prosesornya. Tapi tanpa disadari, setiap harinya otak bisa mengalami kerusakan dari kebiasaan hidup sehari-hari.

Otak manusia terdiri lebih dari 100 miliar saraf yang masing-masing terkait dengan 10 ribu saraf lain. Otak adalah organ tubuh vital yang merupakan pusat pengendali sistem saraf pusat.

Otak mengatur dan mengkordinir sebagian besar gerakan, perilaku dan fungsi tubuh homeostasis seperti detak jantung, tekanan darah, keseimbangan cairan tubuh dan suhu tubuh. Otak juga bertanggung jawab atas fungsi seperti pengenalan, emosi, ingatan, pembelajaran motorik dan segala bentuk pembelajaran lainnya.

Otak adalah penyalur energi terbesar bagi tubuh. Meski ukuran otak hanya sebesar 2 persen dari keseluruhan berat badan manusia, tapi seluruh kegiatan tubuh dikontrol olehnya. Artinya jika berat badan seseorang 60 kg, maka berat otaknya sekitar 1,2 kg. Hampir 75 persen otak manusia terdiri atas air.

Hanya sekitar 10% fungsi otak yang difungsikan oleh manusia, dengan demikian seharusnya masih banyak potensi otak yang belum diolah oleh manusia. Apalagi kekuatan kompetensi otak adalah sekitar 1013 – 1016 operasi per detik.

Untuk itulah otak perlu dijaga dan dirawat, jika tidak penyakit-penyakit yang merusak otak pun bisa terjadi.

berikut ini 10 kebiasaan sepele yang menyebabkan otak menjadi rusak, yaitu :

http://luminousreload.files.wordpress.com/2009/11/otak.jpg

1. Tidak sarapan
Mereka yang tidak sarapan akan memiliki kadar gula darah yang rendah. Hal ini akan memicu ketidakcukupan nutrisi pada otak padahal otak butuh nutrisi yang cukup untuk tetap bisa bekerja. Akibat kurang suplai nutrisi terutama glukosa, akhirnya kemampuan otak akan cepat menurun.

2. Makan berlebihan
Sikap yang terlalu berlebihan bisa mengeraskan pembuluh darah di otak yang akhirnya dapat menurunkan kekuatan mental.

3. Merokok
Semua orang tahu merokok itu tidak baik untuk kesehatan dan ada banyak dampak buruk yang dihasilkan bagi organ tubuh jika merokok. Khusus untuk organ otak, merokok bisa menyebabkan otak menyusut dan memicu penyakit pikun atau Alzheimer. Sel-sel saraf akan menyusut pada bagian hippocampus dan korteks depan yang berfungsi menyimpan ingatan.

4. Konsumsi gula berlebih
Terlalu banyak mengonsumsi gula akan mengganggu proses penyerapan protein dan nutrisi sehingga tubuh akan mengalami kekurangan gizi (malnutrisi) dan akhirnya mengganggu perkembangan otak.

5. Polusi udara
Otak adalah organ yang mengonsumsi oksigen paling banyak dari tubuh. Menghirup udara yang penuh polusi akan mengurangi suplai oksigen ke otak dan akhirnya mengurangi efisiensi otak dalam bekerja.

http://rumahsejutaide.files.wordpress.com/2009/04/otak-manusia.jpg

6. Kurang tidur
Tidur akan membuat otak berisitirahat. Kekurangan tidur dalam jangka waktu lama sama saja dengan membunuh sel otak perlahan-lahan karena otak terus dipaksa untuk tetap menyala padahal otak juga butuh istirahat.

7. Menutup kepala saat tidur
Tidur dengan kepala ditutup bantal misalnya, akan meningkatkan konsentrasi karbondioksida ke otak. Saat bernafas dengan kepala tertutup, karbondioksida hasil bernafas akan masuk kembali ke dalam tubuh dan hal itu sangat berbahaya.

8. Tetap bekerja dalam keadaan sakit
Memaksakan diri untuk bekerja atau belajar dalam kondisi sakit sangat tidak baik untuk otak dan akan merusak sel-sel otak.


9. Jarang berbicara
Percakapan akan membantu seseorang untuk terus mengaktifkan sel-sel otaknya, apalagi percakapan yang berbau intelektual. Orang yang jarang berbicara akan membiarkan sel-sel otaknya mati perlahan-lahan karena tidak pernah mengaktifkannya.

10. Jarang menstimulasi pikiran
Berpikir adalah cara paling baik untuk melatih otak. Kurang menstimulasi otak dengan berbagai hal akan menyebabkan otak menyusut. Sel-sel otak akan mati karena tidak ada sesuatu yang membuat otak berkembang.

Penyakit yang berhubungan dengan otak antara lain ketidak mampuan berkomunikasi (Asperger syndrome), trauma atau kerusakan batang otak (traumatic brain injury), keterbelakangan mental (Down syndrome), epilepsi, autisme, ganguan kejiwaan (psychiatric disorders), penyakit disorientasi otak (Alzheimer), kelainan otak kronis yang mengganggu pergerakan (Parkinson), kelumpuhan (Paralyses), kerusakan atau kematian sebagian otak (partial brain degenerative disorder), Szhizoprenia dan lainnya.

Pengobatan yang biasa diterapkan untuk penyakit-penyakit otak adalah menggunakan obat-obatan dan terapi psikis. Tapi kini peneliti dan para ilmuwan sedang giat mengembangkan teknik pengobatan terapi gen dan stem cell yang diyakini dapat memperbaiki neuron atau bagian otak yang telah rusak atau mati.

Selain itu, pengembangan virus tertentu yang telah dimodifikasi secara molekular juga menjadi alternatif baru yang sedang duji peneliti. Virus yang telah dilemahkan ini kemudian diinjeksi ke pasien dan selanjutnya akan bermanfaat memperbaiki sistem saraf yang rusak.



sumber :http://terselubung.blogspot.com/2010/02/10-kebiasaan-sepele-yang-bisa.html

Ketika HIV-AIDS Menyerang...

Oleh : dr Teddy Hidayat, SpKJ

Indonesia adalah sengara dengan pertumbuhan HIV-AIDS tertinggi di Asia. Pada awalnya, penularan HIV terutama dipicu oleh penggunaan narkotik suntik. Namun mulai tahun 2011 kecenderungannya berubah karena sebagian besar penularan bukan lagi melalui jarum suntik, tetapi melalui heteroseksual.
Sebagian dari wanita yang tertular adalah pasangan hidup dan pasangan seksual pengguna narkotik suntik. Kondisi ini memperihatinkan karena mencegah penularan heteroseksual lebih sulit jika dibandingkan dengan penularan melalui jarum suntik. Penggunaan kondom di kalangan seks beresiko tinggi  juga masih terbatas.
Dari 2000 pasien HIV, 70% diantaranya pengguna narkotik suntik. Mereka pada umumnya datang terlambat ke sarana kesehatan. Data dari kohort di Bandung menunjukkan, 70% telah ada dalam stadium AIDS dengan median jumlah CD4 39 sel / mm3 pasa saat terdiagnosis (Wicaksana R et al, 2011).
HIV-AIDS dapat diobati dengan obat antiretro viral yang akan menghentikan replikasi virus dan mengembalikan daya tahan tubuh tingkat kesehatan penderita HIV-AIDS. Pengobatan HIV merupakan pengobatan seumur hidup dan memerlukan kepatuhan yang nyaris sempurna. Hasil dan manfaat pengobatan HIV-AIDS dapat dilihat dari penurunan viral load (penanda replikasi virus) dan peningkatan CD4 (penanda daya tahan tubuh).
Manfaat ARV dalam peningkatan CD4 dapat dilihat dari data yang dikumpulkan dari 700 pasien di Klinik Teratai Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung sejak tahun 2007 sampai dengan 2011 menunjukkan peningkatan CD4 akibat peningkatan ARV (Rudi Wicaksana IMPACT) (Wicaksana R et al, 2011).
Meskipun pengobatan HIV-AIDS dengan menggunakan ARV merupakan pengobatan yang ampuh untuk mencegah replikasi virus dan mengembalikan daya tahan tubuh penderita, dalam praktiknya, pengobatan ini tidak mudah karena penderita harus terus menerus mengonsumsi ARV seumur hidup dengan tingkat kepatuhan yang tinggi. Bila tingkat kepatuhan kurang dari 95%, resistansi terhadap ARV akan terjadi, dan pada akhirnya penderita mengalami kegagalan dalam terapi yang dapat berujung pada kematian.
Penelitian pada lebih dari 700 penderita HIV di Bandung menunjukkan, kepatuhan yang rendah berhubungan dengan rendahnya pengetahuan, stigma, dan motivasi penderita HIV. Ketakutan orang lain akan mengetahui status HIV-nya, tidak menyadari risiko kegagalan terapi, dan merasa bosan dengan pengobatan ARV karena merasa telah sehat merupakan alasan utama yang ditemukan.
Cara yang penting untuk mempertahankan kepatuhan selama ini dilakukan dengan memberikan konseling kepatuhan pada penderita HIV yang mendapat pengobatan ARV. (Nirmala et al - Teratai Clinic, 2010).
HIV-AIDS adalah penyakit infeksi kronis yang tidak berbeda dengan penyakit kronis lainnya, seperti darah tinggi, kolesterol, atau diabetes melitus (kencing manis). Semua penyakit kronis, termasuk HIV-AIDS, memerlukan pengobatan jangka panjang sampai seumur hidup. Jadi para penderita HIV-AIDS tidak harus malu, rendah diri atau mendapatkan stigma dan diskriminasi, baik dalam masalah sosial, pekerjaan, maupun pelayanan kesehatan.
Penderitaan baik ringan maupun berat, bahkan yang tidak dapat dihindari dalam hidup ini harus diatasi sekuat mungkin. Tetapi bila ternyata sama sekali tidak dapat diatasi atau hanya sebagian, saatnyalah mengambil sikap yang tepat atas penderitaan ini.
Pengharapan adalah keyakinan akan terjadinya perubahan yang lebih baik di masa mendatang. Kondisi kejiwaan orang yang (masih) memiliki harapan, jauh berbeda daripada orang yang (sama sekali) tidak memilikinya. 
Orang yang memiliki harapan, sikapnya optimistis dan bersemangat menyongsing masa depan. Tujuan hidupnya juga lebih jelas dan tingkah lakunya lebih terarah ke masa depan, serta tabah menghadapi keadaan saat ini yang mungkin penuh pendritaan.
Orang yang berpengharapan akan menemukan makna dalam hidupnya, sekalipun dirinya dalam penderitaan.Sebaliknya, mereka yang hilang pengharapan cenderung menjadi putus asa dan "terperangkap" dalam penderitaan saat ini dan seakan-akan tertutup pikirannya terhadap berbagai kemungkinan solusi.
Makna hidup ini terkandung dalam harapan itu sendiri, yakni dalam keyakinan adanya harapan, ketabahan menghadapi saat ini, dan sikap optimistis menghadapi masa depan. Semoga.***


Sumber : Harian Umum Pikiran Rakyat, Edisi Minggu, 1 Juli 2012

Sabtu, 07 Juli 2012

Belajar Peka dan Peduli



Oleh : Aa Gym


Add caption

Andaikata kita ingin tahu tentang bagaimana masa depan kita, sederhana sekali, lihat apa yang kita lakukan saat ini. Kalau saat ini kita pemalas, yang akan terjadi adalah masa depan yang suram. Begitu pun bila licik, pasti masa depan kita tidak berbeda jauh dengan dengan kelicikan yang dikerjakan saat ini. Karena tidak satu pun yang kita lakukan, kecuali akan kembali kepada kita. Perbuatan baik akan menjadi buah kebaikan bagi kita, tidak sekarang, mungkin nanti. Begitu pula bila amal buruk yang dikerjakan, pasti berbuah keburukan pula bagi pembuatnya. Kita semua sungguh harus menyadari dan memahami bahwa tidak ada yang celaka kecuali buah dari pekerjaan kita sendiri.
Oleh karena itu, kewajiban kita, hanya dua hal. Pertama, serius mencari, menemukan kekurangan kita; tidak usah pula sibuk membela diri. Kedua, mengembangkan terus kemampuan kita supaya mampu berbuat menjadi lebih baik. Karena kemuliaan seseorang dilihat dari tingkat manfaatnya bagi orang lain. Sebagian besar orang memang cenderung lebih sibuk dengan kepentingan dirinya, dengan aktifitas yang sepertinya dapat menguntungkan diri. Padahal, tidak akan pernah mulia orang yang sibuk mencari keuntungan diri semata. Orang yang akan sukses dan mulia adalah orang yang sibuk untuk kemaslahatan orang lain. Orang yang sukses adalah orang senantiasa berbuat untuk orang lain. Sebagaimana yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW. Dalam setiap detik kehidupannya, beliau berkorban siang malam demi kebaikan ummatnya. Sebaliknya, koruptor, penjahat, biasanya berkarakter mementingkan diri sendiri. Begitulah bahayanya Negara kita sekarang, dimana justru korupsi merajalela.

Untuk itu, agar masa depan kita lebih baik, agar kita menjadi orang yang sukses, yang manfaat bagi orang banyak, salah satu cirinya kita harus belajar, berupaya menjadi yang mempunyai kepekaan dan kepedulian; terhadap ladang amal, ilmu, perasaan orang lain, dan juga terhadap hikmah. Begitu ada ladang amal, segera kerjakan, jangan ditunda. Bahkan, dalam radius 5 meter perhatikan sekeliling kita, bisa jadi ada ladang amal dari Allah SWT bagi kita. Juga terhadap ilmu, setiap saat pertemuan dengan siapapun harus menjadi ilmu dan hikmah yang manfaat bagi diri kita. Rugi sekali jika aktivitas tidak menjadikan ilmu dan hikmah kita bertambah. Lalu, kita harus belajar peka dan peduli pada perasaan orang lain. Jangan sampai ada perbuatan, dan perkataan kita yang mendzalimi, yang menyakiti hati orang lain. Hidup kita harus bersih dari menyakiti hati orang lain. 


Senin, 02 Juli 2012

Buah Pepaya, Nanas, dan Kiwi Mudah Diserap Tubuh



Banyak manfaat yang dapat dipetik bila saluran cerna kita sehat. Contohnya, melalui sel usus yang sehat, dapat mencegah masuknya bakteri atau racun-racun ke dalam tubuh. Sel usus yang sehat juga berkontribusi pada penjagan daya tahan tubuh.
Namun, untuk mendapatkan saluran cerna yang sehat, tubuh membutuhkan makanan yang bergizi, seperti buah-buahan. "Buah-buahan membantu proses pencernaan, karena di dalamnya terkandung enzim pencernaan. Serat pada buah juga sangat bermanfaat dalam proses penyerapan," ungkap Dr dr Friastuti Witjaksono, SpGK dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada tamu media seputar manfaat buah kiwi, Minggu (18/6) di Bandung.
Dalam buah, kata Friastuti, terkandung prebiotik yang sangat bagus untuk menjaga sel-sel usus agar bekerja dengan baik. Buah berperan pula dalam menstabilkan kadar gula darah dan lemak darah.
"Serat larut membantu penyerapan gula lebih lambat dengan cara mengikat lemak darah. Dengan demikian, peningkatan kadar gula tidak berlebihan, dan juga tidak turun drastis. Indeks glisemiksnya juga rendah, sehingga kadar gula tidak cepat naik," ucapnya.
Menurut Fiastuti, ada beberapa enzim yang dibutuhkan dalam proses pencernaan, diantaranya protease, lipase, dan amilase. "Protease diperlukan untuk mencerna protein sehingga mudah diserap tubuh. Lipase berfungsi mencerna lemak, sedang amilase diperlukan dalam mencerna karbohidrat," tuturnya.
Buah pepaya, nanas dan kiwi merupakan beberapa contoh buah yang mengandung enzim proteolitik. Dalam pepaya ada papain, nanas mengandung bromelain, dan dalam buah kiwi terdapat actinidin. Buah lain yang mengandung enzim pencernaan misalnya kentang, tomat, dan apel.
"Jenis sayuran dan buah ini mengandung enzim katalase, pektinase. Untuk kiwi, selain mengandung vitamin dan mineral, berfungsi sebagai antioksidan. Serat larut dalam kiwi berfungsi menjaga penyerapan karbohidrat dan lemak," ujarnya.
Sementara serat tidak larut berperan dalam gerakan usus, mencegah kontipasi, dan memberi makan bakteri baik, menjaga bakteri baik yang memberi makan sel usus.


Memecah Protein
Proses pencernaan, kata Fiastuti dimulai dari mulut sampai di usus halus. Setelah itu proses berlanjut pada penyerapan. Dimulai dari usus halus, berakhir pada usus besar. Sisa makanan yang tidak diserap akan dikeluarkan oleh usus besar. "Proses penyerapan dapat berjalan dengan baik, kalau usus-ususnya sehat," katanya.
Manager Zespri International untuk Indonesia, Yuyuh Sukmana berpendapat, melalui enzim actinidin yang terkandung dalam kiwi, buah tersebut bisa dipakai melunakkan daging dengan cara memecah protein daging.
Protein dalam tubuh berfungsi sebagai zat pembangun, menggantikan sel-sel rusak, dan menjaga metabolisme tubuh supaya bekerja dengan baik. Protein membantu pertumbuhan dan perkembangan anak. (Yeni Ratnadewi/"PR")***

Sumber : Pikiran Rakyat Edisi Minggu, 1 Juli 2012