Cari Blog Ini

Kamis, 20 Juni 2013

Adab dan Etika Bercanda Menurut Islam

Kesibukan dan aktivitas sehari-hari terkadang membuat kita jenuh dan lelah. Aktivitas dapat membuat kita berada pada suatu titik kebosanan, dan puncaknya akan mengalami stress. Oleh karena itu, kita perlu penyegaran kembali setelah berhari-hari menjalani aktivitas yang melelahkan. Salah satu cara yang paling mudah adalah dengan melakukan canda dan tawa bersama teman-teman atau keluarga. Dengan bercanda kita bisa mengurangi ketegangan dan menghilangkan stress sehingga otak menjadi segar kembali.

Namun tidak selamanya canda tawa akan membuat manfaat baik buat kita. Bercanda yang berlebihan serta diluar batas bisa menimbulkan masalah bahkan permusuhan. Dalam Islam, canda dan tawa memang diperbolehkan, sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW.

Rasulullah SAW pernah bercanda dengan istri dan sahabat beliau. Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, para sahabat yang bertanya kepada Rasulullah: "Wahai Rasulullah, apakah engkau juga bersenda gurau bersama kami?" Rasulullah bersabda: "Betul, sesungguhnya aku juga bercanda, hanya saja aku selalu mengatakan yang benar." (HR. Tabrani dan Ahmad)

Rasulullah SAW memperbolehkan umatnya untuk bercanda, namun harus dengan cara yang benar dan sesuai dengan syariat Islam. Sehingga bercanda tidak hanya mendapat hiburan saja, tetapi juga mendapat pahala dari Alloh SWT.

Berikut adalah adab dan etika bercanda yang dianjurkan Rasulullah SAW.

1. Bercanda dengan niat yang baik dan tidak berdusta.

Rasulullah SAW melarang orang mengucapkan perkataan dusta demi membuat seseorang menjadi tertawa. Rasulullah SAW bersabda: "Celakalah orang-orang yang berkata dusta untuk membuat orang tertawa. Celakalah dia! Celakalah dia!" (HR. Ahmad)

Hadits di atas menjelaskan bahwa Islam melarang orang-orang mengatakan perkataan bohong dan tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya, walaupun hanya berniat untuk bercanda. Karena hal ini dapat menimbulkan fitnah dan perselisihan.

Alloh SWT berfirman dalam al-Qur'an:


Artinya:
"Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku: "Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia." (QS. Al-Isra: 53)

2. Tidak bercanda berlebihan dan tertawa terbahak-bahak

Islam melarang bercanda berlebihan dan tertawa terbahak-bahak karena sesungguhnya dapat mengeraskan hati dan dapat menjatuhkkan kewibawaan dihadapan orang lain. Rasulullah SAW bersabda: "Janganlah kalian banyak tertawa. Sesungguhnya banyak tertawa itu dapat mematikan hati." (HR. Ibnu Majah)

Seseorang yang bercanda berlebihan hingga tertawa terbahak-bahak dapat memuat seseorang menjadi sombong serta akan menimbulkan perasangka buruk dan tidak akan dihargai orang lain.

Rasulullah SAW mengajarkan bercanda yang tidak berlebihan sehingga bercanda akan memberikan manfaat dan berpahala. Diriwayatkan dari sebuah hadits, Aisyah RA menceritakan: "Aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW tertawa hingga terbahak-bahak sampai terlihat amandelnya. Beliau hanya tersenyum saat bercanda." (HR. Bukhari dan Muslim)

3. Tidak melecehkan kelompok tertentu dalam bercanda

Islam melarang mercanda dengan melecehkan kelompok atau ras tertentu seperti menyebut warna kulit, suku bangsa maupun bentuk fisik seseorang. Bercanda dengan mengolok-olok perbedaan serta kekurangan fisik seseorang, seperti menyebut dengan panggilan si Hitam, si Gendut dan si Jangkung itu sangat dilarang dalam Islam. Bahkan Alloh SWT melaknat dan mengutuk perbuatan tersebut.

Firman Alloh dalam al-Qur'an


Artinya:
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim." (QS. Al-Hujurat: 11)

4. Harus menyenangkan hati orang lain

Rasulullah menganjurkan, ketika bercanda hendaknya membuat senang hati orang lain dan tidak mengucapkan perkataan yang membuat orang lain ketakutan. Diriwayatkan oleh Anas RA, Rasulullah SAW pernah bercanda dengan salah satu sahabat beliau bernama Zahir ketika bertemu di pasar. Rasulullah SAW memeluk Zahir dari belakang, lalu beliau berkata: "Wahai umat manusia, siapakah yang akan membeli budak ini?" Zahir berkata: "Ya Rasulullah, aku ini tidak bernilai di pandangan mereka." Rasulullah berkata: "Tapi di pandangan Alloh SWT engkau bernilai, Zahir. Mau dibeli Alloh atau manusia?" Zahir pun tersenyum bahagia dan kembali memeluk erat Rasulullah. (HR. Ahmad)

Hadits tersebut menjelaskan bahwa betapa mulia hati Rasulullah SAW yang ingin membuat hati sahabatnya bahagia dan senang dengan memberikan canda tawa.

Dengan mengikuti adab dan etika bercanda ala Rasulullah, insya Alloh bercanda akan membawa berkah dan manfaat bagi diri dan sesamanya, serta mendapat pahala dari Alloh SWT.

1 komentar:

  1. Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
    Jika ya, silahkan kunjungi website ini www.kbagi.com untuk info selengkapnya.

    Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)

    BalasHapus