Cari Blog Ini

Minggu, 11 November 2012

Fenomena Kesurupan menurut Pandangan Islam

Maha Suci Alloh atas seluruh ciptaan-Nya di muka bumi ini. Diantara semua ciptaan Alloh di muka bumi, manusia adalah yang paling sempurna.




Artinya:
"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya." (QS. At-Tiin: 4)

Manusia dibekali dengan akal dan pikiran yang baik, diberi indra yang sempurna untuk melihat, merenungi, dan mensyukuri apa yang telah Alloh SWT berikan kepada kita. Dibalik kehebatan pemikiran yang menghasilkan karya dan teknologi yang hebat, ternyata masih banyak fenomena kasat mata yang ada di alam ini yang belum dapat dijawab hanya dengan penalaran logika saja.

Mungkin kita sudah lama mengenal fenomena kesurupan. Kesurupan atau kerasukan yang kita kenal adalah kondisi dimana raga manusia dikuasai oleh sesosok makhluk metafisik yang kasat mata alias tak tampak oleh mata. Seorang yang sedang kesurupan menjadi tidak sadar diri dengan tindakan yang mereka lakukan. Biasanya orang yang sedang kesurupan suka bersikap aneh seperti meniru sesosok makhluk, entah itu hewan atau lainnya. Orang yang sedang kesurupan terlihat seperti memainkan peran yang bukan dirinya. Terkadang pula tampak meniru perilaku binatang seperti harimau ataupun ular.

Dalam dunia ilmu psikologi atau kepribadian manusia, fenomena kesurupan ini telah acap kali diteliti dan dikaji. Fenomena ini dikenal dengan nama trans possession, yaitu kondisi dimana jiwa kita dalam keadaan disosiasi yang menyebabkan hilangnya kemampuan diri kita untuk menyadari realitas di sekitar.

Di Indonesia, kesurupan masal sering kali kita temukan pada siswa SMA atau SMP. Biasanya mereka yang terkena kesurupan duduk di kelas 3. Karena di kelas 3 faktor stress karena tuntutan untuk lulus Ujian Nasional lebih bertambah dan terasa berat. Faktor stress juga bisa menjadi faktor utama orang mengalami fenomena kesurupan. Beban hidup serta kurangnya kedekatan dan ketawakalan kepada Alloh SWT bisa mengakibatkan seorang muslim melemah imannya dan terserang oleh fenomena kesurupan ini.

Bagaimana pandangan Islam tentang fenomena kesurupan ini?


Sebagai umat muslim kita harus meyakini akan adanya hal yang ghaib. Ghaib adalah segala sesuatu yang kasat mata atau tak tampak oleh mata. Alloh SWT berfirman dalam al-Qur’an:

Artinya:
“(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka.“ (QS. Al-Baqoroh: 3)

Kita harus meyakini dan mengimani bahwa ciptaan Alloh SWT tidak hanya yang tampak dipandang mata saja. Fenomena kesurupan (masuknya makhluk halus berupa jin atau syetan ke dalam tubuh manusia) bisa dikatakan sebagai salah satu godaan syetan. Syetan menyerang iman seorang muslim yang sedang goyah. Alloh SWT telah memperingatkan manusia dalam al-Qur’an:









Artinya:
“Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya 'auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpim bagi orang-orang yang tidak beriman." (QS. Al-A’raf: 27)

Menurut Ibnu Taimiyah, gangguan jin atau syetan pada diri manusia terjadi pada celah-celah emosi seperti syahwat, hawa nafsu, mabuk cinta, amarah, dan rasa takut. Bahkan dalam sebuah hadits disebutkan:
اِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِيْ مِنْ ٳِبْنُ ٱدَمَ مَجْرَى الدَّامِ
Artinya:
“Sesungguhnya syetan berjalan dalam tubuh manusia di tempat peredaran darah“.(HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Sebagian besar gangguan jin itu disebabkan oleh kebencian atau pembalasan dari pihak jin setelah disakiti oleh manusia. Tapi ada kalanya golongan mereka memang ingin menggangu manusia. Gangguan jin terhadap manusia tidak hanya berupa kesurupan saja. Ada beberapa kriteria jenis gangguan yang disebabkan oleh jin.
  1. Gangguan total, yaitu jin mengganggu dan menguasai seluruh tubuh manusia seperti yang kita lihat pada orang yang mengalami kesurupan. 
  2. Gangguan sektoral, dimana jin bisa mengganggu sebagian tubuh manusia yang bisa berakibat sakit, seperti pusing tanpa sebab ketika bangun tidur, ngantuk ketika kerja, dan rasa malas.
  3. Gangguan berkepanjangan, dimana jin berada dalam tubuh manusia untuk mengganggu dalam jangka waktu yang lama, seperti ketika seseorang terkena teluh ataupun santet. Biasanya gangguan ini terjadi ketika orang tersebut lemah imannya dan tidak meyakini serta mendalami apa yang telah Alloh firmankan di dalam al-Qur’an.
  4. Gangguan sejenak, terjadi ketika jin mengganggu hanya beberapa detik atau bisa disebut keisengan mereka dalam mengganggu hamba Alloh. Gangguan sejenak ini seperti mimpi buruk yang pernah kita alami. Oleh karena itu, kita harus selalu mengawali segala aktifitas dengan berdo’a, memohon perlindungan kepada Sang Penguasa Jagat Raya, Alloh ‘Azza Wajalla.
Bagaimana jin bisa memasuki tubuh manusia?


Dalam al-Qur’an disebutkan:




Artinya:
“dan Dia menciptakan jin dari nyala api.” (QS. Ar-Rahmaan: 15)

Menurut tafsir Ibnu Abbas, bahwa wujud api adalah wujud gejolak api, yaitu udara panas yang keluar dari api. Karena bisa menyerupai udara, maka makhluk jin bebas memasuki tubuh manusia yang sedang lemah imannya.

Kajian kedokteran modern mengatakan bahwa orang yang sedang kesurupan memiliki gelombang otak yang susah terdeteksi seakan-akan ada benda asing yang bersemayam di dalam otaknya. Orang yang kesurupan selalu lepas kontrol dan hilang kesadaran. Biasanya orang yang kesurupan akan mengalami perubahan nada suara. Misalnya perempuan yang kesurupan akan mengeluarkan suara menyerupai suara laki-laki.

Bagaimana cara Islam dalam menyembuhkan orang yang kesurupan?

Ada beberapa kriteria bagi umat muslim yang bisa menyembuhkan seseorang yang sedang dalam kondisi kesurupan. Diantaranya adalah ia harus memiliki iman yang kuat, seorang muslim harus senantiasa mengingat Alloh SWT, mentaati perintanya dan menjauhi larangannya. Orang yang bisa menyembuhkan kesurupan biasanya memiliki keyakinan yang kuat bahwa firman Alloh SWT mempunyai pengaruh pada jin dan syetan.

Pengobatan secara Islami bisa dilakukan dengan rukiyah sesuai dengan syariat Islam. Menurut Ibnu Taimiyah, ada beberapa ayat dalam al-Qur’anul Karim yang dapat dibacakan ketika menghadapi orang yang sedang kesurupan. Diantara ayat-ayat tersebut adalah: surat al-Fatihaah, Ayat Kursi, dan surat an-Nisaa ayat 14. Dalam surat tersebut, Alloh memberi ancaman kepada siapa saja yang mendurhakai Alloh dan Rasul-Nya.

Orang-orang yang musyrik telah menjadikan jin sebagai sekutu bagi Alloh. Mereka lupa bahwa sesungguhnya Alloh-lah yang menciptakan jin-jin itu. Padahal dalam al-Qur'an sudah dijelaskan:






Artinya:
"Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: 'Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar'." (QS. Luqman: 13)

Ibnu Taimiyah juga mengingatkan, ketika orang dirasuki jin dan masih bisa berinteraksi sebaiknya kita mengingatkan jin tersebut akan larangan ia memasuki tubuh manusia. Pada dasarnya, seorang manusia tidak bisa diganggu oleh jin kecuali dalam keadaan sangat marah, sangat takut, atau pun sedang dalam keadaan bernafsu syahwat. Karena dalam kondisi tersebut, kita dalam keadaan lalai kepada Alloh SWT. Akibatnya, jin pun akan selalu mengganggu kita.

Sebagai seorang muslim, kita harus selalu mendekatkan diri dan bertawakkal kepada Alloh SWT. Semakin dekat kita kepada Alloh, maka semakin kuat kita untuk memerangi musuh dan penggoda manusia, yaitu syetan. Bila kita dapat mengendalikan diri dan selalu menjaga diri kita selalu di jalan Alloh SWT, maka gangguan dari luar seperti kesurupan ataupun teluh tidak akan mampu menyentuh dan mengendalikan diri kita.

2 komentar: