Saat ini Negara-negara di Asia seperti Kore Selatan, Cina dan Singapura memiliki keunggulan dalam system pendidikannya. Salah satu kunci keberhasilan pendidikan ini, di Korea Selatan misalnya, adalah karena Negara itu serius mengajarkan membaca dan mendongeng kepada siswanya.
Di Indonesia, dalam kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia sebenarnya juga sudah menerapkan empat pilar yakni mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Namun implementasinya masih rendah.
“Banyak guru yang tidak menerapkan empat pilar itu secara utuh, terutama pilar memahami bunyi bahasa, perintah dan dongeng yang dilisankan,” kata Direktur Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Media Anak (LEPPMA) Dra. Heni Helmiati Juhari, Jum’at (21/9).
Di Indonesia, dalam kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia sebenarnya juga sudah menerapkan empat pilar yakni mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Namun implementasinya masih rendah.
“Banyak guru yang tidak menerapkan empat pilar itu secara utuh, terutama pilar memahami bunyi bahasa, perintah dan dongeng yang dilisankan,” kata Direktur Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Media Anak (LEPPMA) Dra. Heni Helmiati Juhari, Jum’at (21/9).
Menurut Heni, dongeng merupakan media yang sangat efektif dan menarik untuk menanamkan berbagai nilai dan etika terhadap anak. Termask menimbulkan rasa empati dan simpati anak. Nilai-nilai yang dapat dipetik dari dongeng antara lain, nilai kejujuran, kerendahan hati, kesetiakawanan, kerja keras, dan jika pendongeng mampu membawakan cerita dengan baik dan benar, maka karakter pendengarnya dapat terbangun dengan baik pula.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar