Cari Blog Ini

Minggu, 22 September 2013

Matahari sebagai Pusat Tata Surya

Matahari adalah sebuah bola pijar raksasa yang terdiri dari gas hidrogen dan helium. Cahaya matahari berasal dari reaksi fusi nuklir nukleus hidrogen menjadi helium. Matahari adalah objek terbesar di tata surya. Diameternya mencapai 1.392.684 km, atau sama dengan 109 kali diameter bumi. Matahari merupakan pusat tata surya, dan sang surya merupakan bintang yang paling dekat dengan bumi. Jaraknya ke bumi diperkirakan mencapai 150 juta kilometer. Waktu tempuh yang dibutuhkan untuk menuju matahari dari bumi adalah 8 menit 19 detik dengan kecepatan cahaya.

Matahari pada dasarnya tersusun dari enam lapisan. Yaitu inti matahari, fotosfer, kromosfer dan korona. Inti matahari adalah bagian yang paling dalam. Suhunya mencapai 15 juta derajat celcius. Artinya, suhu di dalam inti matahari 150 ribu kali lebih panas dari pada suhu air mendidih. Energi panas di dalam inti matahari menyebabkan reaksu fusi nuklir helium menjadi hidrogen. Dan hasilnya adalah panas dan cahaya yang diterima di bumi. Keberadaan matahari sejatinya telah tersirat dalam surat an-Naba' ayat ke-13.

Artinya:
"Dan Kami jadikan pelita yang amat terang (matahari)" (QS. An-Naba': 13)

Teori Poros Matahari dan Keimanan

Pada abad 16, seorang ilmuwan bernama Nicolaus Copernicus mengemukakan teori bahwa matahari adalah pusat tata surya. Teori ini kemudian dibuktikan oleh Galilio Galilei dan pengamat angkasa lainnya. Teori ini dikenal dengan nama teori heliosentrisme. Munculnya teori ini sejatinya merupakan sanggahan terbesar atas teori geosentrisme yang manyatakan bahwa bumi adalah pusat semesta.

Munculnya teori heliosentrisme merupakan dipandang sebagai awal masa pencerahan Eropa yang dikenal dengan masa Renaisans.

Masa kegelapan adalah rentetan waktu dimana kekuasaan gereja dan Roma melebihi kapasitasnya sebagai penuntun hidup umat. Di saat itu Vatikan menganggap ilmu pengetahuan (termasuk ilmu perbintangan) adalah dua hal yang bertolak belakang. Jika seorang ilmuwan mengedepankan aspek rasionalitas dalam menjawab problema kehidupan, maka gereja menganggapnya sebagai salah satu upaya pendustaan agama.

Munculnya teori bahwa matahari adalah pusat semesta pada alhirnya memicu berkembangnya ilmu pengetahuan lainnya, terutama ilmu navigasi yang menggiring manusia (terutama bangsa Eropa) untuk memulai penjelajahan dunia.

Kontribusi Ilmuwan Muslim dalam Ilmu Astronomi

Penemuan bangsa Eropa mengenai matahari sebagai pusat tata surya ternyata 700 tahun terlambat dibandingkan dengan penemuan para ilmuwan muslim. Salah satu ilmuwan muslim, Ibnu Yunus, telah melakukan penelitian mengenai pergerakan matahari dalam orbitnya di tahun 1000 M. Ibnu Sina yang jenius muslim telah berhasil menemukan bahwa selain bumi, terdapat planet lain yang juga mengelilingi matahari. Dan Ibnu Sina pulalah yang menyatakan bahwa planet Venus lebih dekat jaraknya dengan matahari dibandingkan bumi. Teori ini berhasil dicatatkan oleh Sang Pemikir tersebut pada tahun 1032.

Tak cukup disitu kebesaran dan kemashuran ilmuwan muslim. Ibnu Bajjah seorang cendekiawan Arab berhasil memberikan sumbangsih terhadap ilmu Astronomi ketika berhasil menemukan planet Merkurius dalam sistem tata surya pada abad ke-12. Karya besar Ibnu Yunus, Ibnu Sina dan Ibnu Bajjah dalam ilmu astronomi adalah merupakan bukti nyata kebesaran Islam pada abad ke-8 sampai abad ke-13.

3 komentar:

  1. Semua akhli sepakat bahwa panas di bagian Inti Matahari
    mencapai 15 Juta Derajat Celcius.
    Dalam sebuah diskusi rutin saya bertanya kepada Ki Mandalajati Niskala:
    “Ki, berapa panas di bagian Inti Matahari”?
    Mandalajati Niskala menjawab: “SEDINGIN AIR PEGUNUNGAN”.
    Saya jadi penasaran khawatir Ki Mandalajati Niskala salah
    mendengar pertanyaan sehingga salah memberikan jawaban.
    Saya mengulang pertanyaan:
    “KI, BERAPA PANAS DI BAGIAN INTI MATAHARIIIIIIII”?
    Beliau serentak menjawab:
    “PANAS DI BAGIAN INTI MATAHARIIIIIIII
    ADALAAAAH SEDINGIIIIIN AIIIIR PEGUNUNGAAAAAAN”.
    Beliau menambahkan:
    “KALAU TIDAK PERCAYAAAAA SILAKAN BUKTIKAN SENDIRIIIII”.
    Saya kaget: “WOOOOOOOOOW MANDALAJATI NISKALA GILAAAAAAA……!”

    Beliau mengatakan bahwa kulit Matahari memang sangat panas,
    tapi suhu Inti Matahari TETAP SEDINGIN AIR PEGUNUNGAN.
    Mandalajati Niskala sangat logis menjelaskan kepada banyak
    pihak bahwa MATAHARI ADALAH GUMPALAN BOLA AIR RAKSASA
    YANG BERADA PADA RUANG HAMPA BERTEKANAN MINUS,
    SEHINGGA DI BAGIAN SELURUH SISI BOLA AIR RAKSASA TERSEBUT
    IKATAN H2O PUTUS MENJADI GAS HIDROGEN DAN GAS OKSIGEN,
    YANG SERTA MERTA AKAN TERBAKAR DISAAT TERJADI
    PEMUTUSAN IKATAN TERSEBUT.
    Suhu kulit Matahari menjadi sangat panas karena Oksigen
    dan Hidrogen terbakar, tapi suhu Inti Matahari
    TETAP SEDINGIN AIR PEGUNUNGAN.
    Begitu kata Mandalajati Niskala.
    Memang mandalajati Niskala ORANG GILA KALIIIIII…..!!!
    TEORI YANG SUDAH MAPAN AMBRUK DIANTITESIS.

    Filsuf Sunda Mandalajati Niskala dalam banyak dialog
    sering mengungkap rahasia ke~Jagatraya~an.
    Beliau banyak melontarkan hipotesa,
    bahkan sering menyatakan antitesis yang sangat fenomenal
    terhadap kemapanan ilmu pengetahuan.
    Belakangan ini Mandalajati Niskala ‘berantitesis’:
    “GAYA GRAVITASI BUKAN DITIMBULKAN OLEH ADANYA
    MASSA PADA SEBUAH ZAT ATAU BENDA”.

    Berbicara soal Gravitasi, banyak Para Akhli bertanya:
    “Bagaimana Jika Gaya Gravitasi Bumi Menghilang”?
    Menurut Mandalajati Niskala:
    “Pasti semua orang DENGAN MUDAH SEKALI dapat membayangkan sebuah
    keadaan yang akan terjadi jika Bumi kehilangan Gaya Gravitasi”.

    Kata Mandalajati Niskala jika ada pertanyaan seperti itu,
    SEBENARNYA PERTANYAAN KURANG MENARIK.
    Mungkin tiga pertanyaan dari Mandalajati Niskala di bawah ini
    cukup menantang bagi orang-orang yang mau berpikir:
    1) BAGAIMANA TERJADINYA GAYA GRAVITASI DI PLANET BUMI?
    2) BAGAIMANA MENGHILANGKAN GAYA GRAVITASI DI PLANET BUMI?
    3) BAGAIMANA MEMBUAT GAYA GRAVITASI DI PLANET LAIN YG TIDAK MEMILIKI GAYA GRAVITASI?
    Pernyataan yang paling menarik dari Mandalajati Niskala sbb:
    1) Matahari tidak memiliki Gravitasi tapi memiliki ANTI GRAVITASI.
    2) Suhu di Inti Matahari SEDINGIN AIR PEGUNUNGAN,
    padahal kata Para Akhli di seluruh Dunia suhu Inti Matahari
    LIMA BELAS JUTA DERAJAT CELCIUS.

    Saya mendapat penjelasan dari Mandalajati Niskala,
    namun tentu tidak akan saya jelaskan kembali disini.
    Yang pasti Filsuf Sunda Mandalajati Niskala
    memiliki semua jawaban tersebut secara tuntas.

    Memang pernyataan Mandalajati Niskala membuat para akhli geleng kepala.
    Mandalajati Niskala pantas juga menyandang gelar
    Sang Pembaharu Dunia di Abad 21

    Selamat berfikir
    @Sandi Kaladia

    BalasHapus
  2. Di alam ini banyak misteri yang harus dipecahkan, semua ini semata-mata agar manusia berfikir...

    BalasHapus
  3. Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
    Dalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
    Yang Ada :
    TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
    Sekedar Nonton Bola ,
    Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
    Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
    Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
    Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
    Website Online 24Jam/Setiap Hariny

    BalasHapus