Cari Blog Ini

Minggu, 01 September 2013

Kisah dan Keunikan Adzan dalam Islam

Berjuta-juta umat muslim di dunia banyak yang mengaku bahwa hanya Alloh-lah yang patut disembah. Tapi setelah Alloh memanggil dengan adzan, banyak yang berguguran dan tidak lulus. Karena kenyataan yang kita lihat, walaupun adzan telah berkumandang, tetapi banyak umat muslim yang tidak segera menjawab panggilan Alloh itu dengan segera mendirikan shalat.

Keunikan Adzan

Sudah pasti setiap hari adzan terdengar, apalagi bagi yang tinggal di negara muslim. Adzan merupakan seruan bagi umat muslim untuk menunaikan shalat. Apabila adzan berkumandang, maka sebagian umat muslim segera pergi ke mesjid-mesjid terdekat untuk menunaikan shalat.

Adzan memiliki keistimewaan, sehingga bagi orang yang menyerukan adzan sekalipun Alloh telah menjanjikan pahala kepadanya. Dibalik keistimewaan tersebut, adzan juga menyimpan fakta-fakta unik, diantaranya adalah kalimat penyeru yang mengandung kekuatan dahsyat. Begitu adzan berkumandang, kaum muslimin yang benar-benar beriman dan bertaqwa kepada Alloh akan bergegas ke mesjid untuk menunaikan shalat. Tanpa sadar saraf akan memerintahkan tubuh untuk menunaikan shalat. Simpul-simpul kesadaran psiko-religius dalam otak umat muslim mendadak bergetar hebat dan berhubung secara simultan seakan suara khas adzan telah tertanam di alam bawah sadar setiap muslim. Sehingga ketika mendengarnya, indra-indra mereka lalu bergerak untuk sholat. Pada saat itulah suara adzan telah menyentuh fitrahnya untuk beribadah.

Fakta unik berikutnya adalah banyak non muslim yang menjemput hidayahnya setelah mendengar adzan. Banyak kisah perjalanan hidup kaum muallaf hingga akhirnya menyentuh hidayah yang sering kali menyentuh nurani. Salah satu sebab yang seting terjadi adalah suara adzan yang didengar mereka telah menggetarkan hati dan kesadaran terdalam untuk mengucap syahadat, seakan fitrah Islam dalam diri mereka terbangkitkan melalui alunan adzan itu.

Sejarah Adzan

Adzan mulai diisyaratkan pada tahun ke-2 Hijriyah. Pada saat Rasulullah SAW menetap di Madinah, beliau membangun masjid dan melaksanakan shalat berjamaah. Di masa itu, kaum muslimin selalu mengira-ngira waktu shalat, kemudian pergi ke mesjid untuk mengikuti shalat berjamaah. Tetapi masalah itu tidak mudah. Ada yang ketinggalan shalat berjamaah atau terlambat karena kurang pandai memperkirakan waktu. Karena itulah, Rasulullah SAW berpikir serius tentang bagaimana caranya untuk mengumpulkan orang-orang untuk shalat berjamaah. Orang-orang Islam pun mulai memikirkan solusi praktis untuk mengatasi masalah ini.

Pada suatu hari, nabi Muhammad SAW mengumpulkan para sahabat untuk memusyawarahkan bagaimana cara memberi tahu masuknya waktu shalat dan mengajak banyak orang untuk berkumpul ke masjid untuk melakukan shalat berjamaah. Di dalam musyawarah itu ada beberapa usulan. Ada yang mengusulkan supaya dikibarkan bendera sebagai tanda waktu shalat telah masuk. Apabila benderanya telah berkibar, hendaklah orang yang melihatnya memebritahukannya kepada umum jika telah masuk waktu shalat. Ada juga yang mengusulkan supaya ditiup terompet seperti yang biasa dilakukan oleh pemeluk agama Yahudi. Ada lagi yang mengusulkan supaya dibunyikan lonceng seperti yang dilakukan oleh orang Nasrani. Ada juga seorang sahabat yang menyarankan bahwa manakala waktu shalat tiba, maka segera dinyalakan api pada tempat yang tinggi dimana orang-orang bisa melihat dengan mudah ke tempat itu, atau setidak-tidaknya, asapnya bisa dilihat orang walaupun ia berada di tempat yang jauh. Dan kaum muslim yang melihat api itu dinyalakan, hendaklah datang untuk melaksanakan shalat berjamaah. 

Namun semua usulan yang diajukan para sahabat itu ditolak oleh Nabi Muhammad SAW. Tetapi beliau menukar lafal itu dengan "As sholatujjami'ah" yang berarti marilah shalat berjamaah. Hingga datang seorang sahabat, Abdullah bin Zaid yang bercerita bahwa ia bermimpi bertemu dengan seseorang yang memberi tahunya untuk mengumandangkan adzan dengan lafadz-lafadz adzan seperti saat ini. Lalu dikabarkanlah perihal mimpi ini kepada Rasulullah. Umar bin Khattab yang juga mendengar hal itu dan juga mengalami mimpi yang sama. Umar bin Khattab pun berkata, "Demi Tuhan yang mengutusmu dengan hak, Ya Rasulullah. Aku benar-benar melihat seperti yang ia lihat di dalam mimpi." Lalu Rasulullah bersabda, "Segala puji bagimu". Dan sejak saat itulah Rasulullah SAW menyetujui untuk menggunakan lafadz-lafadz adzan itu sebagai tanda waktu shalat tiba.

Adab Melaksanakan Adzan

Orang yang mengumandangkan adzan disebut muadzin. Adapun adab melaksanakan adzan menurut jumhur para ulama adalah:
  • Muadzin hendaknya tidak menerima upah dalam melaksanakan tugasnya.
  • Muadzin harus suci dari hadas besar, hadas kecil, dan najis.
  • Muadzin diperkenankan memasukkan dua anak jarinya ke dalam telinganya.
  • Ketika melakukan adzan, muadzin sebaiknya menghadap kearah kiblat, dan ketika membaca lafadz "Hayya 'alash sholah" muadzin menghadapkan muka dan dadanya ke sebelah kanan, dan ketika mengucapkan lafadz "Hayya 'alal falah" hendaknya muadzin menghadapkan muka dan dadanya ke sebelah kiri.
  • Orang-orang yang mendengar adzan hendaklah menyahutnya secara perlahan dengan lafadz-lafadz yang diucapkan oleh muadzin. Kecuali pada kalimat "Hayya 'alash Sholah" dan "Hayya 'alal falah" yang keduanya disahut dengan lafadz "Laa haula wa laa quwwata illa billah" yang berarti tiada daya dan kekuatan kecuali dari Alloh.
Setelah selesai adzan, muadzin dan yang mendengarkan hendaknya berdo'a:





Artinya:

"Wahai Alloh, Tuhan yang menguasai seruan yang sempurna ini, dan shalat yang sedang didirikan, berikanlah kepada Muhammad karunia dan keutamaan serta kedudukan yang terpuji yang telah engkau janjikan untuknya." (HR. Bukhari)

Adzan dan Iqomah

Adzan dan Iqomah adalah dua perkara sunnah yang dilakukan sebelum melaksanakan shalat fardlu. Adzan dari segi bahasa bermaksud pemberitahuan. Dari segi syara', adzan diartikan sebagai suatu gabungan perkataan tertentu untuk mengetahui waktu sembahyang fardlu atau boleh diartikan sebagai pemberitahuan tentang waktu sembahyang dengan lafadz-lafadz tertentu. Iqomah pula bermaksud sebutan tertentu untuk membangkitkan para hadirin mengerjakan sembahyang. Syarat-syatat iqomah juga sama seperti adzan. Tetapi iqomah boleh dilakukan oleh kaum wanita ketika shalat sendirian atau berjamaah sesama kaum wanita. Selain itu, iqomah juga diisyaratkan tidak diselangi dengan diam yang terlalu lama antara iqomah dengan takbiratul ihram, kecuali sekedar imam membetulkan shaf atau barisan shalat berjamaah. Iqomah hendaknya dilakukan dengan cepat, karena ia mengisyaratkan kepada yang hadir untuk mendirikan sholat.

Mungkin sebagian kita belum mengetahui, bahwa waktu antara adzan dan iqomah adalah waktu terkabulnya doa. Sehingga karena ketidaktahuannya, setelah adzan malah disibukkan dengan hal lain yang tidak berfaedah. Padahal Nabu Muhammad SAW menyebutkan bahwa waktu tersebut adalah waktu terkabulnya doa. Raulullah bersabda: "Sesungguhnya doa yang tidak tertolak adalah doa antara adzan dan iqomah, maka berdoalah (kala itu)" (HR. Ahmad). Oleh karena itu, sudah sepantasnya setiap orang memanfaatkan waktu tersebut dan menggunakannya untuk bermunajat dan memohon kepada Alloh yang maha mendengar setiap doa.

Selain untuk tujuan sholat, adzan dan iqomah juga sunat dilakukan untuk beberapa perkara lain, seperti adzan yang dilakukan pada telinga kanan bayi yang baru lahir, dan juga sunat di-iqomah-kan pada telinga kiri bayi. Begitu juga pada jenazah yang hendak disemayamkan. Ini disunahkan karena Nabi Muhammad SAW sendiri telah mengadzankan telinga Hasan ketika beliau dilahirkan oleh Fatimah.

Selain itu, adzan juga diperkenankan dikumandangkan pada waktu kebakaran, waktu perang, dan juga pada orang yang marah atau manusia yang menjadi liar perilakunya. Bahkan adzan juga diperbolehkan kepada orang yang dirasuki jin atau syetan.

1 komentar:

  1. Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
    Dalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
    Yang Ada :
    TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
    Sekedar Nonton Bola ,
    Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
    Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
    Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
    Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
    Website Online 24Jam/Setiap Hariny

    BalasHapus