Pandangan Islam terhadap Benda-benda yang Dianggap Bertuah dan Keramat

Anda pasti sudah sering mendengar tentang benda-benda yang dianggap keramat dan bertuah. Benda-benda seperti ini biasa disebut jimat. Jimat adalah benda yang dianggap memiliki fungsi lebih selain fungsi secara fisik. Benda-benda yang dianggap bertuah itu bisa berbentuk keris, batu cincin, batu mustika. Biasanya pemiliknya akan memberi nama untuk masing-masing jimat yang mereka miliki. Misalnya, tapak jalak sutera, mustika batu shafir, tapak macan kawah, dan sebagainya.

Islam memandang bahwa benda-benda yang dikeramatkan dan dianggap bertuah sebagai pemicu kesyirikan terhadap Alloh SWT. Bila kita mempercayai bahwa benda tersebut memiliki kekuatan magis, mengagungkannya, hingga melakukan ritual-riual yang dipercaya membawa pengaruh dalam kehidupan manusia, berarti kita termasuk dalam kategori yang tidak meyakini akan kekuasaan Alloh SWT.

Dalam Al-Qur’an Alloh SWT telah menunjukkan kuasanya:

Artinya:

"Dan jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkannya melainkan Dia sendiri. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu." (QS. Al-An'am: 17)

Jadi apa yang dapat merubah suatu keadaan manusia? Sudah pasti bukan karena suatu benda yang dikeramatkan. Bila mempercayai suatu menda memiliki tuah mampu merubah keadaan kita, maka kita terjerumus dalam kesyirikan. Syirik adalah sikap atau sifat yang menduakan kekuasaan Alloh SWT. Dan Alloh telah menegaskan, bahwa siapa saja yang menyekutukan-Nya, maka Alloh SWT mengharamkan surga padanya dan tempatnya ialah neraka.