Cari Blog Ini

Jumat, 18 Maret 2011

Cegah Kanker Serviks


Kanker serviks tidak perlu ditakuti tapi harus diketahui untuk dicegah. Data dari World Health Organization (WHO) memang cukup membuat jeri para wanita di seluruh dunia. Penyakit ini pada stadium awal memang tidak menimbulkan keluhan. Namun tercatat tiap satu menit terdapat satu kasus kanker serviks baru dan setiap dua menit terjadi kematian oleh kanker serviks. Di Indonesia kondisinya juga tidak terlalu berbeda. Setiap satu jam, satu orang perempuan meninggal akibat kanker serviks.
tidak seperti kanker laninnya, kanker serviks bisa dicegah lewat vaksin, karena penyebab kanker serviks atau leher rahim adalah virus. Sifat kanker serviks yang tidak memiliki gejala-gejala awal, juga waktu perkembangannya menjadi kanker yang terhitung lama (3-17 tahun), telah membuat para wanita terlena akan bahayanya. Waktu perkembangannya yang lama menjadikan penyakit ini dijuluki pembunuh diam-diam (silent killer).
Setiap hasil survei awareness yang dilakukan terhadap 138.843 perempuan di berbagai wilayah di Indonesia yaitu Jabotabek, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Yogyakarta. Hasilnya mengungkapkan bahwa sebanyak 93,92 responden telah mengetahui penyakit kanker serviks.
Namun pemahaman mengenai kanker serviks ternyaa tidak mendorong para perempuan untuk melakukan salah satu pencegahan dengan screening/deteksi dini. Dari total responden tersebut hanya 7,78 persen yang sudah melakukan pap smear secara regular.
Berdasarkan kenyataan itu, dalam rangka peringatan satu tahunnya Perempuan Peduli Kanker Serviks (PPKS) mengadakan kegiatan pap smear gratis bagi 2.000 perempuan yang dilakukan selama 7 hari, yakni 26-29 Januari dan 1-3 Februari 2010.
Sementara itu, sebagai bentuk kewaspadaan terhadap kanker serviks, Klub Woman of Wall Street Institute mengadakan talkshow mengenai kanker serviks yang menhadirkan pembicara Dr Ulfa F Umar dari Yayasan Kanker Indonesia, Kamis (28/1).
Pada kesempatan itu Ulfana mengatakan seringkali penderita kanker serviks datang berobat pada saat sudah mencapai sadium lanjut, sehingga tingkat kesembuhan penyakit ini semakin berkurang. Padahal jika diketahui lebih dini, bisa sembuh total. Caranya dengan melakukan pap smear secara rutin.

Sumber : Warta Kota, Edisi Minggu 07 Februari 2010